HAL-HAL YANG YANG MEMBANTU DALAM MENUNTUT ILMU DI KUTIP DARI MAJATUSY SYARIAH EDISI-2 AL-Ustadz Qomar su'aidi, LC Ada beberapa hal yang soyogyanya seorang penuntut ilmu menghiasi diri dengannya, karena hal itu akan membantu dia dalam dalam mencari ilmuayau mengokohkan ilmunya. Diantaranya: 1.BERTAKWA KEPADA ALLAH 'Azza Wa jallaa Dalam FirmanNya: "Wahai orang - orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan untuk kalian Furqan (pembeda)" (Al-Anfal: 29) Dijelaskan oleh ibnu 'utsaimin Rahimahullahu Ta'aala, Allah subhanahu wa ta'aala akan menjadikan untuk kalian sesuatu yang bisa kalian gunakan untuk membedakan antara yang Haq dengan yang Bathil, manfaat dan madharat. Danilmu ilmu termasuk didalamnya,dimana Allah subhanahu wa ta'aala akan membukakan untuk seseorang ilmu - ilmu yang tidak dibukakan bagi selainnya. Karena dengan bertaqwa akan diperoleh petunjuk, tambahan ilmu, dan tambahan hafalan. (Abdullahibnu mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan: "Belajarlah, barang siapa telah berilmu maka hedaknya beramal." Beliau juga berkata: "Sungguh aku menyangka bahwa seseorang akan lupa ilmunya dengan sebab dosa yang dia lakukan.") asyar'iyyah, 2/41, red.) 2. MEMULAI DENGAN YANG LEBIH PENTING. Hal ini karena terbatasnya dan kemampuan, sementara ilmu yang akan dituntut sangat banyak. Dan sungguh bagus ucapan seorang penyair: "ilmu itu jika kamu cari sangat banyak sedang umur untuk mendapatkannya sangat pendek. Maka mulailh dengan sesuatu yang paling penting lalu yang penting" 3. SABAR DAN KOMTINYU DALAM MENUNTUT ILMU Yahya bin abi katsir Al-Yamani berkata: "Ilmu itu tidak bisa didapat dengan jasmani yang santai." (Riwayat Muslim dalam kitab MASAJID Bab Auqat As-Shalawat Al-Khams, lihat jami' bayyanil 'ilmi dengan tahqiq Abu Asybal no.553). Demikian sebagian salaf mengatakan "ilmu jika engkau berikan seluruh dirimu untuknya, dia akan memberikan untukmu sebagiannya." Begitulah para ulama terdahulu, mereka tidak mencapai derajat yang mereka capai kecuali dengan kesabaran dan kesinambungan dalam menuntut ilmu. Al-iMAM Ahmad Rahimahullahu Ta'aala pernah ditanya: "Sampai kapan seseorang menulis hadits?" jawabnya: "sampai mati" Beliaupun mengatakan: "saya menuntut ilmu sampai mati" Ibnul Mubarak rahiyahullahu pernah ditanya: "sampai berapa lama kamu akan menulis hadits?" jawabnya: "Barang kali ada sebuah kata yang aku akan memanfaatkannya dan aku belum pernah mendengarnya sama sekali" (Qawa'id fi At-tama'ul 'Ulama' hal: 33) Sufyan Ats-tsauri rahmahullahu berkata: "kita akan belajar terus selama kita mendapati ada yang mengajari kita" (adab asy-syari'ah, 4.MENULIS Yakni menulis ilmu yang diperoleh baik dari kajian atau dari bacaan atau dari yang selainnya. Janganlah hanya menerima ilmu hanya sepintas lalu, karena hal ini dapat menghilangkan ilmu yang didapat. "Ikatlah ilmju dengan menulis." (H.R. Al-Khatib Al-Baghdadi dalam TAQYIDUL 'ILMI dan Ibnu abdil Bar dalam Jami' bayanil 'ilmi no. 395 dari Anas bin Malik radhiyyallahu 'anhu dan dishahihkan oleh asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam footnote kitabul 'ilmi karya ibnu Abi Kaitsamah no.55) Dalam bait syair dikatakan: {ilmu adalah buruan dan menulis adalah pengikatnya, ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat, Termasuk kebodohan bila engkau berburu kijang, Lalu kau tinggalkan lepas diantara manusia} (KITABUK'ILMI, Ibnu 'Utsaimin rahimahullah hal.63) 5.MENJAGA ILMU Diantaranya dengan menjaga catatan. Oleh karena itu, semestinya seseorang menulis ilmu terhasebut pada buku cacatan yang layak, bukan sembarang kertas, sehingga hal ini hal ini akan membantu dia untuk menjaganya. Atau menjaga ilmu tersebut dengan menghafalnya sebagaimana yang dilakukan para ulama terdahulu maupun Diantara mereka adalah Al-Hasan bin 'Ali radhiyyallahu 'anhumaa, katanya: "Saya hafal dari Nabi shalallahu 'alaihi wa salam sabdanya: Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu." (H.R. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih). 6. MULAZAMAH Yakni berguru kepada seorang ulama dan bersamanya dalam waktu yang lama. Asy-syaikh ibnu utsaimin rahimahullahu ta'aala menjelaskan: "wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta'aala kemudian minta bantuan kepada para ulama dan memanfaaakan apa yang telah mereka tulis. Karena kalau hanya dengan membaca dan menelaah, akan membutuhkan waktu yang banyak. Ini berbeda dengan ketika duduk dengan seorang alim yang bisa menerangkan kepadanya dan menunjuki jalannya. Saya tidak mengatakan bahwa ilmu tidak akan didapat kecuali dari seorang guru, akan tetapi cara yang paling baik adalah menganbil ilmu dari para guru. (lihat KITABUL 'ILMI, hal. 57-64 tentabg perincian lain dari poin-poin diatas)